Perjuangan Imam husein, sudah mencapai titik puncak Maqam keridhoan. Apa itu ridho dalam pengertian madrasah husainiyah? Salah satu mishdaq (realitas luar) surah al-Fajr ayat 27-30

 • •      •       • 

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang Ridho lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku”.

Allah mengundang langsung bagi hambnya yang memiliki jiwa yang tenang. “Silahkan anda masuk ke syurgaku” adalah bahasa undangan langsung dari Allah. Mengapa masuk daftar nama yang diundang oleh Allah?, karena dia memiliki keridhoan, dan allah pun meridhoi. diRidho, keridhoan dan meridhoi satu syarat menjadi makhluk yang diundang langsung oleh Allah. Keridhoan seorang hamba dan keridhoan Allah mensaratkan cinta hakiki. Salah satu bukti real ayat ini, adalah syahidnya cucunda Rasulullah imam Husein di karbala.

Ketika menjelang hari kiamat, malaikat meniup sangkakala dua kali. Tiupan pertama adalah kehancuran makhluk, semua musnah, al-qur’an bercerita tsunami, air laut tumpah kedarat lalu terbakar, kenapaa bisa terbakar ? karena unsur air mempunyai zat yang mudah terbakar yaitu hidrogen dan oksigen. Tiupan sangkakala kedua adalah membangkitkan kembali semua makhluk. Dalam hari kebangkitan itu semua manusia sibuk dengan dirinya masing maisng, tidak memperdulikan yang lain. Sampai ibu, anak, istri dan suami semuanya tidak dipedulikan. Qur’an Surah Abatsa ayat: 33-40

  •                                

“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua). pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan bergembira ria, dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu”.

Secinta-cintanya orang kepada kekasih, kepada ibu atau saudara, keluarganya, tetap tidak akan memperdulikan di akhirat kelak. Saking sibuknya orang dengan urusan masing masing. Kemudian ada sekelompok orang yang yang mempunyai sayap dan terbang begitu cepatnya. Tidak melewati jembatan sirath dan neraka, malaikat bertanya kenapa anda langsung kesini? Kata mereka kami tidak perlu dihisab lagi atas pernintah Allah, kata mereka, kami adalah orang-orang yang Ridho.

Bagi orang yang ridho, Apapun yang terjadi tidak akan berpengaruh. Bagi orang ridho, kaya miskin, sakit sehat, derita bahagia, manis pahit, semuanya sama. Contoh sederhana, belaian dan cubitan seorang kekasih itu sama. Tidak pengaruh, sakit atau tidaknya, baginya adalah ridho karena kecintaan. Maqam nafs al-mutmainnah pasti mencapai kondisi ini.

Dua tokoh sufi yang bertemu, basyar alhafi bertanya kepada fudhail al-ayyad, mana yang lebih tinggi zuhud dan ridho? Zuhud masih proses mencinta, sementara ridho adalah kesampaian antara pencinta dan dicinta. Ridho lebih tinggi ketimbang zuhud.

Sayyidina Ali berkata: Sungguh yang paling tenang jiwanya adalah orang dalam hidupnya ridho dengan apa yang Allah berikan, makanya badannya akan sehat dan kuat. Sejatinya badan mengikut kepada jiwa, ada terapi penyembuhan badan dengan jiwa, seperti pada film avenger Doktor strange. Jika jiwa sudah kuat dan badan ikut, maka hukum badan tidak akan berlaku lagi, tidak terikat materi sakit dan derita badan tidak terasa. Inna qorib al-iman huwa ridho. Sebaik-bakinya kerabat iman adalah keridhoan.

Juga Orang yang paling cerdas (mengenal Tuhan) adalah orang yang paling ridho, semua ciri keridhoan itu ada pada imam Husein. Dalam sifat ridho, terdapat juga sakinah, ada beberapa riwayat menyebutkan, sakinah adalah angin surga yang menghembus ke hati seseorang, sehingga hati orang tersebut menjadi tenang.

Malik bin auf ketika berbicara kepada penghulu kabilah, kemungkinan Nabi akan menyiapkan pasukan dari 2.000 orang dari fahtul mkkah, dan 10.000 orang yang sudah bersamanya. Ketika sampai di hunain maka musyrikin memblokade kaum muslimin secara serentak tidak terduga, semua terpencar dan amburadur barisan. Namun Ali tidak gentar dan tetap tenang. Kenapa demikian karena Ali sadar sedang memegang amanah, dan ridho akan amanah itu, kenapa demikian? karena Allah telah memberikan sakinah dalam hati keimanannya.

Perjuangan imam Husain di karbala telah menemui puncak tawakkal, puncak sakinah, puncak keridhoan. Dengan pasukan yang sedikit, tanpa setetes air minum melewati kerongkongan, tenda-tendanya dibakar, perempuan dianiaya, harta dirampok, anak-anak, bahkan bayi pun dibunuh, semua penderitaan juga mencapai puncaknya di tanah karbala.

Imam husein tempuh untuk menegakkan agama kakeknya Rasulullah. Sehingga zainab pun bergumam “ma raitu illa jamilah” tidak ada penampakan yang saya lihat, kecuali keindahan, semua itu adalah ridho dari ketentuan Allah.

Jakarta, 5 September 2019

Tinggalkan komentar